Jumat, 03 Juni 2011

FILM PELAJAR PURBALINGGA MASIH MERAJAI FFP 2011

Tiga tahun berturut-turut sejak kompetisi pelajar SMA Festival Film Purbalingga (FFP) berskala Banyumas Raya (Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, dan Banyumas), film pelajar Purbalingga masih merajai ajang yang sudah ada sejak 2007 ini. Meski di tingkat Purbalingga sendiri, film terbaik tidak didominasi satu sekolah.

Pada penganugerahan FFP 2011 yang digelar Sabtu malam, 28 Mei 2011, di Hall Hotel Kencana Purbalingga, kategori Film Fiksi Terbaik disabet oleh “Kalung Sepatu” arahan sutradara Dwi Astuti dari SMAN Kutasari, Purbalingga. Untuk Film Dokumenter Terbaik adalah “Gulma yang Bernilai Guna” sutradara Astri Rakhma Adisti dari SMAN Rembang, Purbalingga.


 
 Direktur Festival Film Purbalingga 2011 Bowo Leksono menyerahkan penghargaan kepada peraih kategori Film Fiksi Pendek Terbaik FFP 2011. Film "Kalung Sepatu" arahan sutradara Dwi Astuti siswi SMAN Kutasari, Purbalingga berhasil menyisihkan 18 film dari SMA se-Banyumas Raya.

Menurut dewan juri Kategori Fiksi yang berlatar para buruh pabrik di Purbalingga, “Kalung Sepatu” sebagai film terbaik karena kuat dalam mengangkat realita kehidupan dan menawarkan nilai-nilai pendidikan yang baik bagi masyarakat. “Meskipun akting beberapa pemain masih terasa kurang,” kata Ketua Dewan Juri Fiksi, Rumiati.

Sementara kategori Film Fiksi Favorit Penonton diraih film “10” arahan Dewi Prahesti dari SMKN 1 Purbalingga dan “Gulma yang Bernilai Guna” sutradara Astri Rakhma Adisti siswi SMAN Rembang, Purbalingga menyabet Film Dokumenter Favorit Penonton. Satu kategori umum yaitu Kompetisi Video Manten, video berjudul “Sah” yang dibuat oleh Fitriyadi dari Banjarnegara menjadi Video Manten Terbaik.

Kategori tambahan berupa Film Favorit Pilihan Pengunjung Beoscope.com terbanyak diraih film “Sarung” sutradara Anis Septiani dari SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga, lalu film “10” sutradara Dewi Prahesti siswi SMKN 1 Purbalingga, disusul film “Bakul Tempe” arahan Rifa’atul Mahmudah dari SMKN 1 Cilacap.

Dengan masih mendominasinya film-film pelajar SMA di Purbalingga, Programer FFP 2011 Dimas Jayasrana berharap di tahun-tahun mendatang, pelajar SMA di luar Purbalingga harus mengejar ketertinggalan ini. “Posisi FFP akan berat bila pelajar Purbalingga masih terus mendominasi . Ini catatan bagi penyelenggara festival bagaimana ke depan film pelajar di luar Purbalingga turut berprestasi, yang artinya kualitas film mereka harus ditingkatkan,” tutur lelaki asal Banyumas yang juga bekerja di Pusat Kebudayaan Prancis ini.

Festival Film Purbalingga 2011 yang dihelat selama sebulan sejak 30 April 2011 lalu diawali dengan roadshow program “Layar Tanjleb” 15 titik perdesaan di wilayah Banyumas Raya. Ini suatu usaha agar festival yang telah menapaki tahun kelima ini tidak hanya dirasakan keberadaannya oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan saja. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms